Kamis, 17 Desember 2009

Musik Bisa Bantu Anak Dalam Belajar !

Josh playing music with the kids of San Isidro Pictures, Images and Photos
Jurnal Neuroscience melaporkan bahwa musisi lebih baik daripada non-musisi dalam mengenali suara di lingkungan ramai.Penemuan penelitian yang dilakukan oleh para neurobiologis di Universitas Northwestern di Chicago adalah  bukti biologis pertama bahwa musisi mempunyai keuntungan persepsi  "suara dalam keramaian". Dibandingkan dengan non-musisi, musisi memperlihatkan keharmonisan syaraf, pemahaman lebih tinggi terhadap nada suara, dan menangkap lebih baik struktur kata dalam keramaian. Itu  artinya mereka adalah komunikator yang lebih efektif dalam lingkungan yang,ramai. "Para musisi dapat mengubah elemen pokok yang terdiri dari suara wicara-konsonan, suku- kata, waktu dan nada dengan ketepatan lebih tinggi meskipun dalam pengaruh situasi yang ramai," kata ketua peneliti Nina Kraus, Hugh Knowles Professor direktur Auditory Neuroscience Laboratory Universitas Northwestern. Hal ini dimungkinkan terjadi karena proses kognitif yang melibatkan perhatian pendengaran dan penguatan kenangan ingatan dalam sistem syaraf musisi, memungkinkan mereka dapat merasakan dan membedakan relevansi suara. Memahami dasar biologis adalah tujuan dari penelitian tersebut, yang mana juga mungkin bermanfaat bagi anak-anak dan orang dewasa, yang mengalami kesulitan mendengar suara. Persepsi suara adalah hal kompleks yang dihadapi orang setiap hari. Tuntutan kognitif kinerja musik juga sama kompleksnya sehingga hal itu membutuhkan seorang musisi mampu menguraikan alat atau suara secara bersamaan. Peneliti berhipotesis bahwa pengalaman seumur hidup seorang musisi "memisahkan jenis musik", memungkinkan mereka dapat memecah suara dan instrumen musik secara bersamaan selama permainkan musik, hal ini juga akan memberi musisi sebuah keuntungan dalam lingkungan "suara dalam keramaian". Bekerja sama dengan Alexandra Parbery-Clark, mahasiswa doktoral, dan Erika Skoe, Proyek Manajer, keduanya dari Universitas Northwestern, peneliti mengumpulkan 16 musisi yang sangat terlatih dan 15 non- musisi. Masing-masing peserta memakai headset dan diperdengarkan audio tertentu dan latar belakang bunyi. Audio tersebut terdiri atas bunyi suara spesifik, konsonan, suku- kata dan semacamnya, sedangkan latar belakang bunyi terdiri atas celoteh pembicaraan oleh enam orang pembicara berbeda. Kraus dan timnya membandingkan respon pusat syaraf masing-masing peserta. Mereka menemukan bahwa baik dalam lingkungan sepi maupun gaduh, musisi yang sangat terlatih bisa lebih mudah membedakan sasaran perangsang akustik. Kraus mengatakan kesimpulan ini bisa berguna bagi siapa saja yang mempunyai masalah dalam memahami bahasa dalam tempat yang kompleks. "Mendengar bunyi dalam keramaian adalah sulit bagi setiap orang, tetapi bagi anak yang memiliki masalah belajar bisa sangat kesulitan. Contohnya anak dengan masalah pertumbuhan dyslexia, termasuk manula," kata Kraus. "Implikasinya adalah bahwa pengalaman musik memperkuat proses biologis yang berguna untuk mendapatkan sinyal penting dari lingkungan ramai di manapun, baik itu di ruang kelas, ataupun di ruang rapat dewan." Studi menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, bahkan bertahun-tahun, mereka akan dapat menyediakan bukti  keuntungan biologis dari pendidikan musik yang lebih berarti. (National Science Foundation/The Epoch Times/ rob)

Deteksi Kanker Paru-Paru Dengan Emas !

gold Pictures, Images and Photos
KANKER paru-paru menjadi penyakit mematikan nomor satu di Indonesia dan dunia saat ini.Setiap tahun 1,3 juta orang meninggal di dunia karena penyakit ini. Sebanyak 70 persen pengidap adalah mereka yang mengisap rokok.Celakanya,kanker paru belum bisa dideteksi sejak awal.Akibatnya, para penderita baru diketahui mengidap kanker setelah tumor itu menjalar ke jaringan lain. Tapi, pada zaman teknologi nano seperti sekarang, kebuntuan itu terpecahkan. Para ahli di Institut Teknologi Israel di Haifa menemukan dan menciptakan detektor kanker paru - paru canggih. Dicoba pada 40 orang sehat dan 50 orang yang diduga terkena kanker, seperti termuat dalam jurnal Nature Nanotechnology edisi awal September 2009 alat itu sukses mendeteksi paru yang sehat dan yang ditumbuhi virus. Menurut Hossam Haick, peneliti yang juga dosen senior di Fakultas Teknik Kimia Russell Berrie Nanotechnology Institute ini, alat buatannya ini pertama di dunia. Alat-alat sebelumnya -termasuk yang dipakai dunia kedokteran- adalah pendeteksi kanker yang menganalisis karbon dari napas pasien. Harus dimasukkan ke mulut, kemungkinan bercampur dengan oksigen saat dianalisis sehingga hasilnya kurang akurat. Alat buatan Hossam berupa microchipemas. Chipini ditempelkan di tubuh untuk mendeteksi jumlah karbon yang diembuskan ketika bernapas. Jumlah itu akan menggetarkan lapisan emas dalam chip, lalu mengirim sinyal ke komputer untuk menghasilkan gambar. Analisis zat karbon itulah yang akan memberi tahu apakah paru - paru sudah terkena kanker. Dalam percobaan itu, deteksinya akurat karena hasilnya tak beda dengan hasil alat konvensional.

Radiasi Misterius Ancam Penumpang Pesawat !

nobel sarcastyx prize Pictures, Images and Photos
Penumpang pesawat mungkin khawatir pada turbulensi.Namun penelitian baru menunjukkan jika dekat petir,penumpang bisa terkena radiasi setara dosis 400 sinar-X di dada. Kabar baiknya kemungkinan menghadapi peristiwa kilat ini sangat kecil, kata peneliti. Selain itu, penumpang pesawat selalu terkena radiasi sinar,kosmik yang membombardir atmosfer atas bumi terus- menerus, tetapi biasanya tidak sampai di permukaan. Penumpang pesawat hanya akan terkena dosis radiasi yang tinggi ini jika pesawat kebetulan berada di dekat titik asal kilat atau sinar gamma. Dan ilmuwan tidak yakin seberapa sering, jika kejadian seperti itu pernah terjadi. Semburan radiasi sangat singkat dan memanjang selama hanya beberapa ratus meter di awan. "Kami tahu bahwa pesawat komersial sering disambar petir sekali atau dua kali setahun," kata Joe Dwyer, profesor ilmu fisika dan ruang di Florida Tech. "Apa yang tidak kita ketahui adalah seberapa sering terjadi pesawat berada di tempat yang tepat atau waktu yang tepat untuk menerima dosis radiasi yang tinggi. Kami yakin sangat jarang, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjawab pertanyaan secara definitif." Ilmuwan mengakui kilat masih misterius. Mereka tidak benar- benar tahu mengapa itu menghasilkan sinar-X atau sinar gamma (yang lebih kuat daripada sinar-X), atau bahkan bagaimana bisa muncul. Para peneliti tidak mengukur dosis radiasi tinggi yang secara langsung mengenai pesawat terbang. Sebaliknya, mereka memperkirakan radiasi berdasarkan pada satelit di tanah dan pengamatan sinar-X serta sinar gamma. Dengan data satelit yang mengorbit, mereka dapat mempelajari sinar gamma terestrial atau TGF, fenomena misterius yang muncul pada ketinggian yang sama digunakan oleh pesawat jet. Sementara ilmuwan tidak tahu apa yang menyebabkan TGF, mereka percaya TGF dihasilkan oleh medan listrik di atas badai.[ ito]
 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 Dunia Sains |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.