BADAI pasir raksasa di China akhir pekan lalu terlihat dari ruang angkasa. Badai kejam menendang pasir di medan kering Inner Mongolia dan membentuk sistem cuaca aneh. Debu kuning itu mengurangi penglihatan dan kualitas udara di Beijing dan bahkan hingga jauh ke Taiwan dan Jepang. Penduduk harus memakai masker debu untuk memerangi badai pasir itu.
Citra satelit terbaru menunjukkan badai pada Sabtu, tanggal 20 Maret itu. Debu mencakup bagian bawah gambar dan membungkus di sekitar sisi kanan dalam bentuk koma yang berujung pada bola pasir dan debu besar di dekat pusat foto. Itu hanya bantalan depan cuaca dingin, daerah yang kuat dari tekanan rendah, NASA menjelaskan dalam sebuah pernyataan. Sistem cuaca aneh ini, dikenal sebagai siklon lintang pertengahan, sering dikaitkan dengan awan raksasa berbentuk koma yang mengungkapkan udara dari wilayah yang sangat luas akan ditarik menuju jantung badai tekanan rendah. Ilmuwan mengatakan peristiwa itu dipersalahkan sebagai salah satu badai terburuk dalam sejarah. Para ilmuwan mengidentifikasikan dalam beberapa tahun terakhir, badai debu itu mempunyai dampak global. Badai mencambuk debu gurun dan sekitar 2 ,4 miliar ton sedimen tanah diterbangkan ke atmosfer bumi setiap tahunnya. Selama musim badai debu Afrika yang berlangsung Mei sampai Oktober, angin kencang di Gurun Sahara menerbangkan debu awan utama yang dapat melayang melintasi Samudera Atlantik hanya dalam beberapa hari. Beberapa dari debu mengendap di laut, tapi sejumlah besar jatuh di kepulauan Karibia dan Amerika Serikat bagian tenggara, menyebabkan matahari terbit dan terbenam lebih merah dari biasanya. Jejak debu Afrika telah ditemukan hingga New Mexico. Negara-negara barat juga merupakan penerima debu yang berasal dari China. Satu studi menunjukkan bahwa awan debu bertiup melintasi Samudera Atlantik dan membawa patogen yang mungkin mencapai Amerika Serikat.[ito]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar